Tuesday, April 4, 2017

Aku akan menjalani kehidupan keduaku! - Bab 25


(Aku benar benar memalukan… Aku akan berusaha lebih lagi nanti …)
Sambil tiduran diranjang Fii menatap atap.
Aah,lagi lagi. Anak ini mikir dia akan memaksakan lebih lagi.
Dia tidak tahu sejak kapan dia ada disana, tetapi Crow berdiri didekatnya.
Oh? Crow-san. Wah-, lagi ngapain!?
Crow langsung berjalan, lalu dia tiba tiba mengendongnya seperti Tuan Puteri.
Dia tertawa melihat reaksi Fii yang kebingungan.
Aku disini untuk mengantarkan anggota bodoh untuk dimarahi. Kapten York menunggu dengan marah besar.
Kapten?
Dimarahi… Memang salah apa aku?
Ah, roboh gara gara cuma berlari?
Pastinya, sangat menyedihkan kalau roboh hanya karena berlari. Mungkin Kapten marah.
Fii berpikir seperti itu.

Melihat Fii seperti itu, Crow langsung menyelentik dahinya.
Sakit-!
Bego, bukan karena itu.
Tapi aku tidak bilang apa apa …
Diwajah mu tertulis semuanya. Lagian kau gampang ditebakl.
Sepertinya bukan karena itu.
Lalu kenapa Kapten marah?
Fii mengelengkan kepalanya kebingungan.
Kamu ringan banget, Kayak cewe.
Ga, gak ada urusannya…
Sambil Crow mengendongnya seperti Puteri, York berdiri di halaman belakang Istana kerajaan jauh dari orang lain.

Datang juga…
Ujar Roy saat melihat Fii datang dengan pelan.
Crow menaruh Fii duduk di kursi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
York memegang gagang pedang dari pinggangnya.
(Eh…? Dia akan memenggalku…? Semarah itu kah…!?)
Fii melihat wajah York yang serius sambil berpikir hal konyol.
Tentu saja, York tidak memanggil Fii untuk memenggal dia. Walau sebenarnya terliat jelas juga…
Ada lima boneka kayu di sekitar York.

Heath. Perhatikan ini.
Setelah itu York menarik pedangnya.
Dalam sekejap Fii melihat cahaya dari pedang, York memotong lima boneka kayu itu dengan satu tebasan.
Bagi Fii kemampuan pedangnya terlalu hebat sulit di lihat.
Gimana Heath?
Lu-, Luar biasa… Kapten.
Benar benar luar biasa.
Kecepatan tebasannya sangat luar biasa, tetapi akurasi dari pedang juga bagus. Walau boneka boneka itu diletakan tidak saling terlalu jauh, tapi semuanya tertebas.
(Teknik berpedang yang luar biasa … Aku tidak pernah melihatnya di Déman…)
Fii merasa kagum melihat kemampuan berpedang York.
Heath. Apakah kamu pikir kamu bisa meniru seperti ini dalam seminggu …?
Ti-, Tidak mungkin…
Itu mustahil.
Karena Fii bahkan berpikir walau dia berlati selama hidupnya dia tidak akan dapat seperti itu.
Memang benar. Bahkan aku mengabiskan 18 tahun untuk mempelajarinya.
18 Tahun…

(Bahkan orang seperti Kapten York belajar selama itu…)
Menyadari itu melihat hal yang amat luar biasa, Fii menelan ludahnya (tln: glek---).
Dan tentu saja teman teman disekitarmu. Mereka membutuhkan lima, atau sepuluh tahun untuk mendapatkan kekuatan yang sekarang mereka dapat.
(Gitu yah. Kalau gitu aku akan lebih berusaha lagi …)
Salah.
York mengelengkan kepalanya untuk menyangkal kata kata Fii tidak keluarkan.
Bukannya aku suda bilang? 18 tahun. Jika kamu bisa mendapat kekuatan dalam sehari yang lain dapatkan setela 5 tahun, 10 tahun. Jika kamu pikir itu mungkin, berarti kamu meremehkan semua orang disekelilingmu. Aku bilang agar kamu meliat orang orang disekelilingmu kan, itu berarti menghormati kekuatan mereka dan memahaminya juga.
Mendengar ini Fii baru menyadari.
Aku akan katakan ini, Heath. Jangan berpikir untuk melewati mereka.
Jalani lima tahun untuk menyusul kekuatan mereka sekarang. Jalani sepuluh tahun untuk menyusul kekuatan mereka lima tahun sebelumnya. Kau  berencana menjadi kesatria dalam jangka yang panjang, Kamu mau gitu kan?
Y-, Ya…!

Benar. Dia akan menjadi kesatria untuk jangka panjang …
Walau sekarang dia tidak dapat melewati mereka sekarang, setelah beberapa tahun dia pasti dapat menyusul suatu saat.
Kalau kau terus memaksakan diri, kamu hanya membuang waktu untuk menyusul. Apa itu bagus?
Tidak! Kapten!
Benar. Memaksakan diri hanya mengurangi hari hari yang bisa kamu optimalkant. Itu bukanlah hal bagus. Apa kamu mengertiHeath?
Iya, Kapten! Aku tidak akan memaksakan diri lagi!
Fii segera berdiri dari kursi dan memberi hormat.
Melihat ini, Crow memberi senyuman masam.
York mengangguk.
Kalau begitu aku akan pergi. Aku ini sibuk.
Baik! Terimakasih banyak!
Fii berdiri tegak, sambil melihat kepergian York.
Dia mengukir kata-katanya dalam hatinya.
Kemampuan berpedang yang hebat, dan kata kata yang menebas kesombongannya, untuk membuatnya melihat yang penting.
( Kapten memang luar biasa!)
Sekali lagi, Fii berpikir dia beruntung menjadi pasukan ke-18, dan beruntung menjadi bawahan dari Kapten York.

No comments:

Post a Comment