Sunday, March 19, 2017

Aku akan menjalani kehidupan keduaku! - Bab 10



Dipojok tempat ujian, Fii menangis sembari duduk memeluk lutut.
(Aku tidak dapat menang…)
Serangan dengan kekuatan penuh berhasil menyerang kepala Gorms.
Tetapi, itu tidak cukup untuk menjatuhkan Gorms.
Walau begitu, dampak yang didapat Gorms cukup besar.
Guh-…

Tubuh besarnya mulai bergoyang.
Beneran? Gorms itu…!?
Woi, jangan-jangan dia benar-benar bakal kalah?
Para penonton bergemuruh kaget.
Tubuh Fii yang melayang telah mendarat ditanah.
(Aku tidak bisa mengalahkannya dengan satu serangan… Aku harus menyelesaikannya sekarang …)
Gorms masih sempoyongan.
Menghirup nafas dalam-dalam, Fii mengangkat pedangnya dan melompat.
Aku akan… Menang!
Setelah itu, tubuh yang terjatuh ditanah adalah Fii.
GUAH-…!?
Kedua kakinya diserang kesakitan. Dikarenakan seperti keram dia mengenggam dengan tangannya.
Para penonton mulai riuh.

Woi, Jangan-jangan …
Kejang urat…?
Apa-apaan.
Tubuh Fii telah mencapai batasnya setelah menghindari semua serangan Gorms.
Terlebih lagi, untuk membuat kesempatan itu dia membebani tubuhnya dengan gerakan yang berlebihan, dan bahkan akhirnya dia melompat dari pedang mencoba menyerang ketika dia sudah ditanah. Pada akhirnya kakinya telah melampaui batasnya.
Dengan penuh kesakitan Fii tidak dapat berdiri.
Melihat itu, Juri bergegas mendatanginya.

Fii melihat itu seketika itu berkata,
Lanjut…! Masih… Aku masih bisa lanjut…!
Lalu dia mencoba berdiri.
Sak-… Aah…
Tetapi kakinya telah melampaui batasnya sejak lama. Mustahil baginya untuk berdiri sambil mengalami kejang urat.
Mencoba melakukan itu hanya memperparah keadaan.
Masih… Masih… Aku tidak akan kalah…
Walau begitu,Fii mengenggam pedangnya dan berjuang untuk berdiri.
Dia tidak mau menyerah. Dia tidak ingin menghacurkan semuanya. Karena dia dapat mencapainya sedikit lagi …
Saat pria bertopeng memberikan pertanyaan, Fii telah memasukan itu kehatinya.
Tidak ada siapapun di vila itu. Tidak selain Fii, dan lagi disanalah Fii hidup akan berakhir. Dalam vila dikelilingi tembok tinggi, sendiri. Didalam tempat gelap, sendiri, selalu sendiri.
Itu adalah tempat istirahat bagi orang buangan akan menghilang dalam kesepian.
Itu tidak boleh terjadi.
Dia ingin berjalan dimana matahari bersinar. Dia ingin menjalani hidup dimana dapat bersama orang lain.
Fii pikir saat dia masih kecil dan mengagumi kisah kesatria, Fii melihat cahaya disana.
Walau saat dia mencapai usia nikah, dia dipaksa meninggalkan pedang dan saat dia sadar, dia melupakan mimpinya.
Sekarang, dia pikir jauh lebih kuat.
Seseorang seperti Crow. Pertemuan dengan orang-orang yang belum dia temui. Teman, rekan, atasan yang belum dia temui. Orang-orang yang akan melihat dirinya. Fii ingin hidup ditempat dimana dia dapat menemukan itu semua.
Tidak boleh kalah… Aku…Tidak menyerah… aahhh…!

Dia berjuang sekuat tenaga berdiri, walaupun air matanya menetes karena penuh kesakitan, dan penonton melihatnya dengan hening.
Bahkan Gorms yang masih berdiri, tercengang.
Itu berlangsung beberapa menit.
Juri mengelengkan kepalanya dengan sedih.
Dengan tubuh seperti itu tidak mungkin…
Lalu dia mengumumkan.
Pemenang pertandingan ini! Adalah Gorms!
Saat dia mendengar suara ini, tenaganya meninggalkan badannya.
(Aku kalah… Aku tidak bisa menang…)
Keputus-asaan yang dingin menyelimuti hatinya.
(Pada akhirnya… Aku tidak bisa … mendapatkan apa-apa…)

No comments:

Post a Comment