Thursday, March 16, 2017

Aku akan menjalani kehidupan keduaku! - Bab 7



Sembari berjalan berdampingan bersama Crow menuju barisan belakang, Fii mencium aroma yang lezat.
Itu pasti kios makanan.
Dan Fii tiba-tiba ingat kalau dia lapar.
(Auu, Aku sangat lapar…)

Tapi dia tidak dapat membelinya.
Dia punya uang, tapi itu bukanlah mata uang yang digunakan negri ini.
Terbuat dari logam berharga jika kau menimbangnya, kau dapat menghargainya.
Tetapi jika anak laki-laki berbelanja dengan uang dari negri lain dia akan menarik perhatian mau tidak mau.

(Tahan… Tahan…)
Fii mati-matian tidak memedulikan kios makanan sampai dia dapat melewatinya.
Kenapa?
Tidak ada apa-apa.
Dia tidak mungkin membuat Crow semakin curiga.
Dia merncoba menutupinya.

Crow menatap Fii sebentar.
Tunggu sebentar.
Crow-san?(tln: kata panggilan macam tuan tapi mungkin sepadan dengan bapak/pak?
Dia pegi ke suatu tempat.
Saat Crow kembali, ditangannya ada dua tusuk sate ayam.
Dia memberikan satu pada Fii.
Ini, makanlah.
Eh, tapi…
Kamu laparkan? Jangan malu-malu makanlah. Dengan badan seperti itu, kau tidak akan lulus ujian tahu.

Harumnya sate ayam ditangannya masuk hidungnya.
Fii menatap Crow, lalu dia mengangkuk melihat tatapannya itu,
Fii membuka mulutnya lalu mengigit satenya.
Rasa dari daging pertama minggu menyebar dimulutnya.
(Nikmat! Sangat nikmat…!)
Dia tidak dapat berhenti melahapnya.
Melupakan tata cara makan sebagai Tuan Puteri, dia memakan sate dengan rakus.

Haha, jangan buru-buru. Nanti tersedak loh. Tidak ada yang perlu ditangisi kan?
Kata-kata Crow membuat dia sadar kalau air matanya menetes dari mukanya selagi dia memakan sate ayam.
Sejak datang ke Negri ini, penduduknya mengabaikan dia. Tidak ada yang menemaninya satu hari dan dia terkunci di vila, hanya perasaaan kesepian yang diberikan …
Crow adalah orang pertama yang meberinya kebaikan sejak dia datang kesini.
Sambil memakan sate ayam hangat, sesuatu yang jauh lebih hangat mengisi hatinya
.
Crow-san…Terima kasih banyak …
Air matanya tidak dapat dihentikan, karena itu Fii berterima kasih pada Crow.
meski sukar Crow tersenyum lalu berkata,
Karena itu aku bilang jangan nangis. Aku kasih tahu walau seorang laki-laki menangis aku tidak akan menghiburnya, tidak akan ada yang mau menghiburnya. Kita hanya boleh menghibur wanita yang menangis dikasur.
Baik!
Walau dia masih menangis, Fii mengangguk dengan senyuman.

Dia berpikir untuk melakukan yang terbaik.
Jika para Kesatria seperti dia, itu pasti tempat yang baik.
Apakah ada tempat yang lebih baik untuk memulai hidupnya?
Dia mungkin akan masuk kesatuan yang sama dengan Crow.
Tak lama, keduanya mencapai ujung barisan.
Terimakasih untuk semuanya, Crow-san.
Jangan dipikirkan. Karena ini adalah pekerjaanku,
Walau Crow bilang seperti itu, tetapi jelas saja mentraktir orang sate ayam tentu saja bukan.

Untuk mengingatkan, Aku tidak akan menolongmu saat ujian. Kami akan berlaku adil.
Iya, Saya mengerti.
Melihat ekspresi Crow menjadi lebih serius, Fii menjawabnyan dengan mengangguk.
Itu hal yang biasa.
Panjang dari antrian adalah jumlah dari sebanyak apa peserta disini, Jika menjadi sedikit akrab dengan kesatria berarti kamu dapat perlakuan khusus, ujian ini tidak akan selesai.

Dengan harapan menjadi kesatria Orstoll pasti akan jadi persaingan yang berat.
Apakah mungkin baginya untuk lulus…?
Tidak,dia harus lulus.
Jika dia ingin lari dari hidupnya untuk membusuk kesepian di vila itu sebagai Ratu kedua, dia hanya mempunyai pilihan untuk berhasil sebagai Heath.
Ekspresinya menjadi tegang, jadi Crow menepuk pundaknya.menatapnya, lalu dia melihatnya tersenyum menyeringai.

Aku tidak akan menolongmu, tapi aku akan mendukungmu.
Sungguh senang mendengarnya.
Fii telah sendiri semenjak datang kesini, dan tidak ada satupun yang mendukungnya.
Baik! Aku akan berusaha sebaik mungkin!
Mantap! Lakukan yang terbaik!
Setelah menyemangatinya, dengan melambaikan tangan, Crow kembali menuju kastil.
(Menjadi Kesatria…Aku ingin menjadi kesatria…!)
Dibandingkan saat dia ingin keluar menjadi Ratu kedua, perasaan ini sekarang jauh lebih kuat.

No comments:

Post a Comment