Saturday, March 18, 2017

Aku akan menjalani kehidupan keduaku! - Bab 9


Tidak lama setelah pertandingan mulai…
(Ini lebih sulit dari yang kupikirkan…)
Fii benar-benar merasa seperti ini.
Lawannya besar dan kuat. Tetapi dia mungkin tidak terlalu cepat, jika dia terus bergerak cepat, mungkin akan ada kesempatan. Itulah yang dia pikirkan
(Aku bahkan tidak bisa menyerangnya…)

Ini mungkin terdengar normal, tapi Fii pengalaman berpedangnya seperti anak kecil yang bermain-main, dan lalu mengayunkan pedang sendirian selama dua minggu. Tidak mungkin dia dapat menyamai kemampuan calon kesatria yang lain.
Tanpa kesempatan mengayunkan pedang pada dia, yang bisa dia lakukan hanyalah menghindari setengah mati.

Disisi lain, Gori- …Gorms juga, terkejut dengan hal ini.
(Bocah ini tidak hanya kecil, tetapi dia terus bergerak aku tidak bisa mengenainya!)
Gorms pikir dapat bisa mengalahkannya dalam sekejap, lalu mempermalukannya didepan umum.
Tetapi, justru lima menit telah berlalu dan dia tetap menghindari serangan Gorms.

Gerakannya sangat unik.
Tubuhnya yang kecil dan ringan dapat mengulung seperti kucing, dan melompat dari posisi yang tidak biasa, Sekali-kali dia berjongkok di tanah atau berguling, menghindari semua serangan.
(Tapi ini bukanlah tandinganku …!)
Dia memang bagus dalam menghindar. Tetapi dia bahkan tidak pernah sekalipun mengenainya.
Dia bisa tau dari gerakannya. Dia adalah pemula dalam berpedang.
Jika dia tidak punya kekuatan untuk menyerangnya, selama terus menyerang, Gorms dapat menang.
Gorms sangat yakin akan kemenangannya.

Aahh… Jadi pada akhirnya ini pertarung sepihak. Anak yang malang.
Tetapi hebatkan dia dapat terus menghindar? Lihat seberapa banyak Gorms menyerang. Tidak ada yang pernah bertahan selama ini.
Tetapi jika dia tidak dapat menyerangnya dia tidak dapat menang. Kalau terus begini dia akan kecapaian.
Mungkin karena karena kata-kata kasarnya sebelum pertandingan, Fii dan Gorms sekarang sedang pertandingannya ditonton oleh para penguji.

Sebenarnya setiap kali dia menghindari serangan wajah Fii semakin memucat.
Meskipun dia suka berolahraga, tetapi pada akhirnya Tuan Puteri tetaplah Tuan Puteri. Dia tidak memiliki stamina dari awal. Ditambah lagi hari-hari kelaparannya membuat semakin buruk.

(Bagaimanapun… bertahan… temukan kesempatan…)
Meski dia berpikir seperti itu, tubuhnya semakin bertambah berat.
Nafasnya tidak teratur, dan suara tengorokannya terengah-engah.
Seketika itu, kakinya tersandung.
Sekarang!
Akhirnya serangan Gorms mengenai Fii.
Dia segera menahannya dengan pedang kayunya, tetapi perbedaan kekuatan membuat tubuhnya terlempar keudara.
Badan Fii terlempar ke pagar.
Benturannya mengenai punggungnya, dan untuk sesaat dia tidak bisa bernapas.

Tubuhnya jatuh ketanah.

(Cepat… Harus berdiri …!)

Dia tidak bisa berdiri.
Seluruh tubuhnya kesakitan.
Telinganya berdenging.
(Harus menang… Tidak boleh seperti ini…)
Tubuhnya gemetar saat berpikir seperti itu.

(Walau ini mungkin kesempatan satu-satunya, aku …)
Udah, sekarang menyerah?
Saat itu dia mendengar suara.
(Siapa…?)
Dia memalingkan kepalanya kesumber suara, dia menatap seorang laki-laki.
Kamu berakhir disini?

Berdiri didepan pagar ada pria yang memandang rendah Fii.
Matanya yang biru keabu-abuan terlihat dari topeng yang dia pakai menatap Fii dengan sunyi.
Para penonton menjadi ramai setelah pria itu muncul.
Fii menganggap pertannyaannya ditujukan padanya.
(Tidak…)
Dia merasa tekadnya kembali padanya.
Masih… aku belum selesai…!
Dia kembali bisa berbicara.
Dia kembali bisa mendengar.
Jangan menyerah dulu, Heath!
Dia dapat mendengar suara Crow menyemangatinya
.
Ooh, sepertinya dia akan melanjutkannya.
Tapi dia masih tergeletak. Dia tidak akan bisa menghindari serangan berikutnya seperti itu.
Terlihat Gorms sedang mau mengayunkan pedang kayunya.
Tubuhnya masih tidak bisa digerakkan. Kalau seperti ini dia akan kena.
Sekejap dia memikirkan apa yang harus dia lakukan, Fii kemudian melakukan gerakan berikutnya.
Ini!
Tangan kanannya mengengam batu kemudian melemparnya kearah muka Gorms.
Apa-!
Gorms bergegas bertahan dari serangan yang diluar dugaan, tetapi beberapa batu tetap mengenai matanya, membuat pandangannya kabur.
Anak itu melempar batu! Curang!
Benarkan dia mau jadi Kesatria!?
Dikesempatan itu Fii kabur sambil merangkak melalui kaki besar Gorms, dan melarikan diri dititik butanya.
Cihh-! Dimana dia pergi!?

Sambil mencari Fii dengan kesakitan, dia mengangkat kakinya.
Fii segera merebutnya, dia mencuri sepatunya.
Apa-!?
Dengan sepatu ditangan, Fii berdiri setelah memberi jarak dengan Gorms yang jatuh ditanah.
Dia mencuri sepatunya!
Anak itu pencuri juga!

Sialan, kau sangat kotor!
He he he.
Melihat Fii tertawa seperti penjahat dengan sepatunya di tangannya, Gorms yang ingin berlari padanya, dia berhenti.
Tempat ujian penuh dengan batu.
Kalau sudah terbiasa, sakit karena mengijak batu bisa diabaikan, tetapi tetap saja Gorms berhenti sesaat.
Dan karena satu kakinya tanpa alas, keseimbangannya menjadi buruk yang mengakibatkan gerakannya.
Gorms jadi ragu. Apa lebih baik melepas kedua sepatunya, atau seperti ini saja.
Cukup sebentar bagi Fii untuk mencuri sepatunya,tetapi efeknya jauh lebih efektif dari yang dipikirkan.
Sekarang!
Tidak menyianyiakan kesempatan, Fii menyerang dengan badanya yang terluka dan mengayunkan pedang kayunya.
Naif!
Gorms menahan serangannya.
Pedang keduanya saling beradu.
Pandangan Gorms masih terganggu, dan satu kakinya telanjang kaki, dan kepercayaan dirinya goyah.
Karena itula serangannya berkurang.
Sebenarnya, karena dia telanjang kaki dia ragu untuk menyerang, karena itu dia tidak memiliki kekuatan untuk melemparnya lagi.
Perbedaan kekuatanya telah berkurang sedemikian rupa sampai mereka dapat beradu pedang dengan seimbang.
Tetapi , tetap saja Fii diposisi merugikan.

Perbedaan tinggi badannya sangat berbeda. Kalau seperti itu, dia tidak bisa mencapai titik vital.
Tinggi Fi, membuat serangannya hanya mencapai bagian bawah Gorms. Titik vitalnya seperti leher dan kepala tidak teraih.
Dan semakin lama pertarungan berlangsung, Kondisi Gorms akan semakin membaik.
Jika berkepanjangan, Fii tidak memiliki kesempatan menang.
(Harus sekarang!)
Mungkin karena mereka telah bertarung untuk sementara waktu, Fii jadi mulai hapal gerakan Gorms sekarang.
Serangannya langsung, dan mengayunkan pedangnya secepat mungkin.
Dia membungkuk sebentar, Pedang Gorms datang dari atas.
(Sesuai dugaan!)
Fii berguling untuk menghindarinya.
Saat dia melakukan itu pedangnya diayunkan horizontal untuk mengejarnya. Meski orang lain biasanya akan mundur kebelakang saat seperti ini, Fii malah melompat tinggi untuk menghindarinya.
Melihat kesempatan ini Gorms, mengayunkan pedangnya kearahnya.

Berakhir!
(Sekarang! kesempatan!)
Diudara dia memendekan tubuhnya seperti per.
Dan lalu saat pedang bambu datang padanya, dia menendangnya sekuat tenaganya.
Apa-, dia melompat mengunakan pedang!
Badan Fii terbang tinggi.
Sekarang dia dapat melihat Gorms dibawahnya.
Dengan seluruh kekuatannya, dia mengayunkan pedangnya padanya.
(Aku akan memenangkan ini… dan menjalani kehidupan keduaku!)
Serangan yang sekuat tenaganya memukul kepala Gorms.

Lalu――
Setelah itu…
Pemenang pertandingan ini adalah, Gorms!!!
Pertandingan berakhir.

No comments:

Post a Comment