Saturday, March 18, 2017

Aku akan menjalani kehidupan keduaku! - Bab 8


Fii mendaftar ujiam tanpa masalah, dan akhirnya ujiannya dimulai.
Isi dari ujiannya adalah satu lawan satu antara peserta.


Para peserta saling mengadu pedang, dan ada beberapa orang yang berpakaian kesatria mengawasi mereka.
Crow adalah salah satunya.

Tibalah giliran nama Fii dipanggil.

Lawannya dalah seorang pria besar yang sepertinya tiga kali ukuran dia.
Setelah namanya diperiksa oleh kesatria, dia memasuki arena yang dibuat dari pagar kayu.
Melihat Fii masuk, Pria itu tertawa sambilng mengolok-oloknya.

Bocah yang bahkan belum tumbuh bulu, berani datang kesini? Ini bukan tempat untuk anak mamih bermain. Nanti kamu terluka jadi pulang kemamah lalu minta susu sana.
Bocah itu gak beruntung. Dia bertarung dengan Gorms(tln:  ゴルムgorumusu) dibabak pertamanya.
Aaah. Dia kan kontestan terfavorit.

Dari suara disekelilingnya, sepertinya dia pikir Fii itu kurang beruntung …
Tapi dia harus menang.
Jadi dia memutuskan untuk serius.

Hahh~? Ternyata gorilla di Orstoll bisa bicara! Pintar juga yah. Aku terkejut.
Tetapi kenapa seekor gorilla daftar jadi kesatria? Bukankah gorilla yang penuh bulu tidak mungkin jadi kesatria kan?
Fii bukanlah gadis yang suka menghina orang lain. Saat orang-orang tak menyukainya terkadang dia menjadi memberontak, tetapi dalam hatinya dia adalah anak baik yang Crow telah lihat.
Disisi lain, dia adalah orang yang diusir yang memiliki kegelapan dihatinya, jadi dia cukup tau kata-kata untuk menghina orang lain.
Saat dia kecil dan mendengar pelayan pribadinya berbicara dibelakangnya, dia benar-benar ingin menangis. Dia tidak mengerti pengalaman pahitnya membantunya sekarang atau tidak, yang terpenting dia telah mengucapkan apa yang dia harus katakan.

Pertandingan sekali seumur hidup ini mempertaruhkan hidupnya, jadi Fii mengeluarkan semua sisi gelapnya.
K-, KAU! Kau berani sekali! Saat pertandingan dimulai aku akan langsung menghabisimu!

Anak itu nekat sekali…
Dia berani sekali
Ini wajar sekali. Jika dia kalah disini, Hidupnya hanya menunggu kematian.
Fii bertaruh seluruh kehidupannya untuk pertandingan ini, lalu mengangkat pedang kayunya.

No comments:

Post a Comment